Al-Qur'an Penawar Sakit Hati
Sumber
: Ahmad Rifa'i Rif'an, Ya Allah Dia BUKAN Jodohku KETIKA MENCINTAI TAK
BISA MENIKAHI, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2015).
*isi
dari tulisan ini adalah murni dari kutipan buku tersebut di atas.
“Orang-orang
sebelum kalian melihat Al-Qur’an sebagai surat cinta dari Rabb-nya; direnungi malam hari, diamalkan
siang hari.” (Hasan Al-Bashri)
Jujur, saya senang sekali ketika menyasikan anak muda yang
semangat menghadiri majelis ilmu, tekun belajar Al-Qur’an, serta suka membaca
buku-buku yang menginspirasi hadirnya kebaikan. Adeem… banget rasanya saat di
kereta atau boarding pesawat melihat
anak muda memegang Al-Qur’an, saat orang-orang di sekitarnya memilih bermain game di-gadget-nya. Ketika di Tanya, ternyata dia pengamal one day one juz, dalam satu hari dia
konsisten membaca Al-Qur’an minimal satu juz.
Saya bertemu pengamal one
day one juz di beberapa tempat. Betapa terkejutnya ketika saya mendapati
bahwa mereka bukan pengangguran. Mereka mahasiswa yang prestasi dan
aktivitasnya membludak. Mereka karyawan di perusahaan besar yang setiap hari
dikejar deadline tugas dari
perusahan. Mereka pengusaha yang sibuk bukan main. Toh, mereka bias
menyempatkannya.
Mungkin akan bertanya, “Apakah itu tidak akan mengganggu
produktivitas belajar atau kerja kita?” Jangan salah, banyak pengamal one day one juz yang prestasi kuliahnya
keren., aktif di organisasinya, keriernya melaju cepat, dan usahanya maju.
Ketika kita mendekat pada Al-Qur’an, bukan malah menurukan
produktivitas, justru meningkatkan semangat untuk berprestasi di bidang apapun
yang kita geluti. Saat yang lain sibuk mengkritik, banyak yang sibuk beramal.
Saat yang lain masih meragukan, banyak yang langsung action dan mengharapkan ridha-Nya semata.
Namun, ada yang masih diperbaiki. Ketika kita menargetkan membaca
Al-Qur’an, tetap harus memperhatikan tajwid. Jangan sampai karena dikejar
target satu hari satu juz, asal membaca tanpa mengindahkan makhrajnya.
Yang juga tidak boleh dilupakan adalah tadabbur ayat. Ibnu Qayyim berkata, “Memahami Al-Qur’an dan
merenungkannya akan membuahkan iman. Jika Al-Qur’an Cuma sekedar dibaca tanpa
ada pemahaman dan perenungan (tadabbur),
itu bias juga dilakukan oleh orang fajir (ahli
maksiat) dan munafik, di samping dilakukan oleh pelaku kebaikan dan orang
beriman. Sebagaimana Nabi saw. berkata, ‘Perumpamaan orang munafik yang membaca
Al-Qur’an adalah seperti buah rayhanah. Bau buah tersebut enak tetapi rasanya
pahit’ (HR. Al-Bukhari dan Muslim).”
Mengapa saat mendapat masalah yang pelik dalam hidup, kita diminta
untuk kembali kepada Al-Qur’an? Karena dalam Al-Qur’an, kita menemukan jawaban
atas segala masalah hidup.
Kita pasti pernah disudutkan dalam suatu perkara yang sangat
menyedihkan, tak hanya berpisah dengan kekasih. Kita mungkin memikirkan
berbagai solusi untuk memecahkan masalah yang sedang kita hadapi itu dan tak
ada satupun jalan keluar yang terlintas dipikiran.
Lalu kita buka Al-Qur’an, baca satu demi satu ayat-Nya. Masya
Allah, jika kita membaca Al-Qur’an dengan jiwa terbuka, kita akan mendapatkan
jawaban yang luar biasa. Misalnya dari ayat ini, Barang siapa bertakwa
kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar (QS
Al-Thalaq [65]: 2).
Dari
ayat itu, terbukalah kesadaran dalam jiwa kita, taqwa adalah jalan keluar untuk
segala jenis persoalan hidup. Allah seolah hendak berkata kepada kita, “Wahai hamba-Ku. Jangan
panik, jangan sedih, dan jangan lagi engkau menggelisahkan berbagai masalah
hidup yang menempamu. Cukup taati perintah-Ku, jauhi larangan-larangan-Ku, maka
segala masalahmu akan terurai satu per satu.”
Tak
ada satupun perintah Allah yang tidak bermanfaat bagi manusia, dan tak ada
satupun larangan Allah yang tak merugikan manusia. Oleh sebab itu, melaksanakan
kewajiban dari-Nya adalah langkah cerdas bagi hidup seorang Muslim agar
menghindari bahaya di dunia dan mendatangkan manfaat bagi kehidupannya.
Hebatnya
lagi, ketika menjadikan taqwa sebagai solusi atas permasalahan hidup, kita akan
merasakan keajaiban dalam hidup. Kita akan menyadari bahwa solusi yang
dihadirkan oleh Allah dating dari arah yang sama sekali tak terduga. Pintu kemudahan
sama sekali tak tertebak oleh pikiran kita sebelumnya.
Sebelum
kita berpikir untuk memecahkan masalah, kita memerlukan berbagai strategi yang
rumit. Eh, ternyata solusi justru datang dari jalan yang lain yang jauh lebih
sederhana dari yang kita kira. Allah Azza Wa Jalla berfirman, Dan Dia memberinya
rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya (QS Al-Thalaq [65]: 3).
Maka,
jadikanlah Al-Qur’an sebagai bacaan favorit karena Al-Qur’an adalah petunjuk
bagi kita. Al-Qur’an adalah penawar bagi segala penyakit di hati kita. Al-Qur’an
adalah pelembut jiwa. Bahkan, Rasulullah yang hidupnya sudah dijamin maksum
oleh Allah saja tetap menangis ketika dibacakan Al-Qur’an. Ibn Mas’ud r.a.
berkisah, “Nabi saw. bersabda kepadaku, ‘Bacakanlah
Al-Qur’an untukku.’”
Ibn
Mas’ud lantas berkata, “Ya Rasulullah, apakah saya akan membacakan Al-Qur’an
itu, sedangkan ia diturunkan atasmu?” Rasulullah bersabda, “Aku senang mendengarnya dari orang-orang
lain.”
Ibn
Mas’ud pun membacakan untuknya Surah Al-Nisa hingga sampailah bacaan itu pada
ayat yang artinya, “Bagaimanakah (keadaan orang kafir nanti), ketika Kami mendatangkan
seorang saksi (rasul) dari setiap umat dan engkau (Muhammad) Kami jadikan saksi
atas mereka? (QS Al-Nisa’ [4]: 41).
Setelah
itu Rasulullah bersabda, “Sudah
cukupkanlah bacaanmu sekarang.” Ibn Mas’ud lantas menoleh kepada
Rasulullah, sudah meleleh air mata beliau.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu
ialah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila
ayat-ayat-Nya dibacakan kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya
kepada Tuhan mereka bertawakal. (QS
Al-Anfal [8]: 2)
Komentar
Posting Komentar